DAMPAK
POSITIF DAN NEGATIF INTERNET
Jurnal 1
PENANGGULANGAN
DAMPAK NEGATIF AKSES INTERNET
DI
PONDOK PESANTREN MELALUI PROGRAM INTERNET SEHAT
Ahmad Budi Setiawan
Hadirnya
program internet sehat yang digagas oleh pemerintah dan komunitas yang peduli terhadap
dampak negatif internet bertujuan untuk mengampanyekan penggunaan internet
secara baik dan benar. Tujuan penelitian ini, untuk mengidentifikasi penerapan
metode pengamanan akses internet bagi para santri dari hal-hal negatif dalam
upaya untuk menyosialisasikan, dan mengimplementasikan program pemberdayaan
internet sehat di kalangan pesantren. Penelitian ini merupakan penelitian
lapangan dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa internet tidak hanya dimanfaatkan secara
positif namun juga negatif seperti mengakses situs pornografi.
KERANGKA KONSEP
Program Internet
Sehat dan Aman
Secara sederhana, literasi gerakan internet sehat
merupakan kepedulian masyarakat terhadap dampak buruk dari media, khususnya
media baru melalui jaringan internet. Perkembangan internet, disamping
memberikan manfaat untuk kehidupan manusia juga berdampak lain yang
kurang
baik. Beberapa dampak tersebut antara lain;
(1)
mengurangi tingkat privasi individu,
(2)
meningkatkan kecenderungan potensi kriminal,
(3)
anggota suatu komunitas akan sulit dibatasi mengenai apa yang dilihat dan
didengarnya,
(4)
Intenet memengaruhi masyarakat madani dan kohesi sosial,
(5)
Terjadi overload-nya informasi.
Tujuan literasi gerakan internet sehat ialah
mengajar khalayak dan pengguna internet menganalisis pesan yang disampaikan,
mempertimbangkan tujuan komersil dan politik dibalik citra atau pesan di
internet dan meneliti siapa yang bertanggungjawab atas pesan yang diimplikasikan
itu. Agar literasi gerakan internet sehat dapat berjalan dengan optimal
diperlukan pendidikan berinternet (literasi internet sehat), yang mencakup:
pendidikan etika berinternet, dan sejenisnya.
LANDASAN KONSEP
Pendidikan Pondok Pesantren mengharuskan para santrinya
untuk bermukim pada asrama Pondok Pesantren. Hadirnya internet diasumsikan
dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi para santri yang bermukim di Pondok
Pesantren dan membantu mempercepat perkembangan pendidikan di Pondok Pesantren.
Para santri siap menerima tantangan pendidikan modern yang berbasis teknologi
informasi. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah mengalami
perkembangan pesat. Hadirnya internet merupakan salah satu bentuk dari
perkembangan TIK. Internet mampu menghubungkan hampir semua komputer di dunia
sehingga dapat saling berkomunikasi dan bertukar informasi.
Kontrol akses internet untuk mencegah adanya
pemanfaatan internet yang berdampak negative dapat dilakukan dengan cara melakukan proses content filtering pada
server jaringan. Hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan
menginstalasikan system firewall pada proxy server. Pemanfaatan
internet yang aman dan sehat dengan teknik content filtering dilakukan
dengan menggunakan metode penyaringan (Direktorat e-Business, 2009): Domain
Level Filtering; Penyaringan terhadap top-level domain. URL Level
Filtering; Penyaringan terhadap URL.
Expansion Filtering; Penyaringan terhadap kata tertentu di dalam halaman
web. Banyak hal yang dapat diupayakan untuk mengamankan akses internet dari
dampak negatif dengan cara memperhatikan faktor-faktor, di antaranya;
infrastruktur, personal (end user), dan juga administratif. Selain itu
pihak pengelola juga perlu mengetahui langkah-langkah dalam melakukan kontrol
terhadap akses internet dan membuat kebijakan yang dapat diimplemenatsikan
untuk pengguna internet. Dengan demikian pengguna diharapkan dapat
memanfaatkan
internet secara sehat dan aman.
METODE
PENELITIAN
Penelitian ini, menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi
langsung dan wawancara mendalam. Data yang akan diperoleh melalui observasi dan
wawancara mendalam adalah data mengenai pemanfaatan internet di kalangan Pondok
Pesantren, sedangkan metode pengamanan akses internet yang dilakukan pada
pengelola pesantren khususnya pengelola TI pada Pondok Pesantren yang
bersangkutan. Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini, antaralain;
keamanan infrastruktur, meliputi; metode akses internet dan topologi jaringan
internet yang diterapkan serta keberadaan perangkat lunak penangkal dampak
negative internet. Keamanan personal, meliputi; perilaku dan kebiasaan santri
sebagai pengguna internet (end user) dalam memanfaatkan internet.
Keamanan administratif, meliputi; peran aktif pihak pengelola jaringan internet
(network administrator) dalam menangkal dampak negative pemanfaatan
internet. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan purposif sampling
yang bisa juga berkembang menjadi snowball
sampling.
HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN
Dampak
Negatif Akses Internet Pondok Pesantren
Pemanfaatan internet di kalangan santri Pondok
Pesantren seolah memiliki dua sisi. Disatu sisi, internet dapat bernilai sangat
bermanfaat, namun disisi yang lain internet tidak lepas dari dampak negatif
yang dimilikinya. Dampak negatif internet yang sangat dikhawatirkan oleh para
pengasuh
Pondok
Pesantren adalah akses situs pornografi. Menurut Ust. Abu Mansyur (11/4/2011),
narasumber dari Pondok Pesantren Al-Hidayah menyatakan bahwa pihak Pondok
Pesantren sangat mengawatirkan akses situs pornografi di kalangan santri karena
takut akan menjerumuskan akhlak dan moral para santri. Narasumber dari Pondok
Pesantren Mamba’ul Fallah, KH. M. Ali Maghfur Sadzily (12/4/2011) juga
menyatakan salah satu penyebab rusaknya moral generasi muda adalah merebaknya
pornografi di masyarakat. Keberadaan internet dapat mempermudah akses
masyarakat untuk mendapatkan hal-hal yang bersifat pornografi. Dampak negatif
ini dapat dihindarkan apabila semua lapisan masyarakat, baik pemerintah, tokoh
masyarakat, dan tokoh agama juga para orang tua peduli terhadap masalah
tersebut dan mau menanggulanginya bersama. Keberadaan game on-line dan
situssitus jejaring sosial seperti facebook menjadikan para santri
menjadi lalai dan menjadi candu dengan situs-situs tersebut. Hal ini serupa
dengan keluhan yang disampaikan oleh Ust. Hasan Badri, pengasuh Pondok
Pesantren Al-Muhyiddin (12/4/2011) bahwa para santri yang umumnya adalah
anak-anak usia remaja belum siap menghadapi keberadaan internet dalam hal akses
pornografi. Di samping itu keberadaan game on-line serta adanya situs
jejaring social seperti facebook, friendster, twitter, dan lain
sebagainya menjadikan para santri ketagihan (candu) dengan permainan tersebut.
Dampak dari permasalahan tersebut adalah santri menjadi lalai dan mengakibatkan
turunnya prestasi belajar para santri.
Sementara itu berdasarkan hasil observasi melalui
wawancara dengan beberapa narasumber Selain itu manfaat yang ditimbulkan dari
kehadiran internet bagi pendidikan khususnya pesantren antara lain:
1.
Mempercepat dan mempermudah alih ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.
Proses pembelajaran lebih menarik. Melalui internet pembelajaran tidak monoton
dan jenuh
karena dalam internet ada hal-hal baru yang
variatif dan inovatif.
3.
Mendorong para santri untuk lebih aktif mencari ilmu pengetahuan dan informasi.
4.
Mempermudah penjelasan konsep. Metode pembelajaran di pondok pesantren, umumnya
materi atau bahan pelajaran selalu
disampaikan melalui metode ceramah. Dengan adanya
internet, ustaz dapat menyampaikan konsep
atau materi secara audiovisual. Pelajaran lebih
nyata dan jelas, sehingga mempermudah
pemahaman santri.
5.
Pembelajaran lebih konseptual dan up-todate (aktual). Mata pelajaran
yang akan disampaikan
kepada santri bias menyesuaikan
dengan kondisi aktual. Dengan demikian konsep-konsep
yang diajarkan dapat disesuaikan dengan
kondisi terkini.
6.
Mempermudah dan mempercepat administrasi pendidikan. Pelaksanaan proses
pendidikan
harus diusahakan lebih praktis dan cepat.
Ustaz tidak terlalu disibukkan dengan urusan
administrasi yang berbelit-belit, sehingga
konsentrasi lebih tertuju pada proses pembelajaran
dikelas.
Misalnya, dalam membuat persiapan mengajar, pengolahan nilai, dan
menyebarluaskan nilai ulangan atau ujian,
bisa menggunakan fasilitas computer (internet).
dengan demikian, internet dapat memperbaiki
dan memperlancar administrasi pendidikan.
7.
Sebagai perpustakaan elektronik.
8.
Mempercepat dan mempermudah komunikasi edukatif antara ustaz dengan santri.
Sumber
: httpbalitbang.kominfo.go.idbalitbangaptika-ikpfiles201302PENANGGULANGAN-DAMPAK-NEGATIF-AKSES-INTERNET-DI-PONDOK-PESANTREN-MELALUI-PROGRAM-INTERNET-SEHAT
Jurnal
2
HUBUNGAN PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL
FACEBOOK TERHADAP PERILAKU REMAJA DI KOTA MAKASSAR
Christiany
Juditha
Meningkatnya pengguna situs jejaring sosial yang
sebagian besar diantaranya adalah remaja, merupakan fenomena yang berkembang
saat ini. Akibatnya dampak positif maupun negatif yang ditimbulkan media sosial
ini juga berimbas bagi pengguna. Karena itu penelitian ini bertujuan mencari jawaban
ada tidaknya hubungan penggunaan Facebook (FB) terhadap perilaku remaja di kota
Makassar. Hasil penelitian dengan jumlah sampel sebanyak 204 responden ini
menyebutkan bahwa ada hubungan antara penggunaan FB dengan perilaku remaja baik
itu secara positif maupun negatif.
LANDASAN TEORI
Situs jejaring sosial yang
dalam bahasa Inggris disebut social
network sites merupakan sebuah web berbasis pela‐ yanan yang memungkinkan
penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar pengguna yang tersedia, serta
mengun‐
dang atau menerima teman untuk berga‐
bung dalam situs tersebut. Tampilan dasar situs jejaring sosial ini
menampil‐
kan halaman profil pengguna, yang di dalamnya terdiri dari identitas diri dan
foto pengguna.
Keberadaan situs jejaring sosial
ini memudahkan kita untuk berinteraksi secara mudah dengan orang‐orang dari seluruh belahan dunia
dengan biaya yang lebih murah dibandingkan menggunakan telepon. Selain itu,
dengan adanya situs jejaring sosial, penyebaran informasi Orang lebih memilih
untuk menggunakan situs dapat berlangsung secara cepat. Namun kemunculan situs
jejaring sosial ini menyebabkan interaksi interpersonal secara tatap muka (facetoface)
cenderung menurun. Orang lebih memilih untuk menggunakan situs jejaring sosial
karena lebih praktis. Di lain pihak, kemunculan situs jejaring sosial ini
membuat anak muda dapat mengakses internet. Dalam kadar yang berlebihan, situs
jejaring sosial ini secara tidak langsung membawa dampak negatif, seperti
kecanduan (addiksi) yang berlebihan dan terganggunya privasi seseorang.
Pemanfaatan teknologi komunikasi
dan informatika (TIK) terbukti telah dapat mempengaruhi masyarakat secara
global baik itu perubahan sosial, ekonomi, dan budaya yang secara signifikan
berlangsung demikian cepat. Teknologi Informasi saat ini menjadi pedang bermata
dua karena selain memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan, kema‐ juan, dan peradaban manusia,
sekaligus juga menjadi sarana efektif perbuatan melawan hukum seperti
pornografi, kejahatan elektronik dan lain sebagainya. Situs jejaring sosial FB
yang saat ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat khususnya remaja juga
merupakan media TIK yang dapat mempengaruhi perilaku keseharian remaja yang
masih sangat labil.
jika FB tidak digunakan dengan
bijak, hubungan kekerabatan antar manusia akan hilang keintimannya. Tidak
dipungkiri, kegunaan FB bisa sebagai sarana siluturakhim, dan sumber informasi
tentang kabar, status hubungan, info rumah, telepon, dan foto terbaru orang di
sekeliling kita. Interaksi dalam situs jejaring sosial juga kerap bersifat
hiperealitas, yaitu semu menciptakan kondisi fakta bersimpang siur dengan
rekayasa. Memang kecemasan yang sering mengemuka, orang akan lebih menyukai
bentuk virtual daripada fisik. Komunikasi lebih banyak secara tidak langsung,
dari pada langsung. Kita akan lebih mengenal orang di ujung dunia, daripada
tetangga sendiri
METODOLOGI JENIS PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan
metode survei yang bertujuan mengum‐
pulkan dan menggali sejumlah besar data untuk selanjutnya dianaliPopulasi dalam
penelitian ini adalah remaja yang mempunyai akun situs jejaring sosial FB yang
berdomisili di kota Makassar dengan jumlah populasi sebesar 250.202 jiwa. Sedangkan sampling yang dilakukan adalah acak atau random sampling
/ probability sampling . Teknik analisis data yang diguna‐ kan secara deskriptif
kuantitatif. Data diolah dengan program SPSS 17. Dan setelah diolah,
dikategorisasikan dan kemudian disimpulkan. Untuk mendapatkan validitas dan
realibilitas instrument dilakukan uji coba (pretest), untuk
memastikan apakah instrument tersebut merupakan alat ukur yang akurat
dan dapat dipercaya. Validi‐
tas adalah sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur.
Sedangkan realibilitas menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif
konsisten apabila pengukuran ter‐
hadap aspek yang sama pada alat ukur yang sama.
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan sebelumnya
maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara penggunaan
situs jejaring sosial dengan perilaku remaja di kota Makassar. Perilaku remaja
tersebut dalam bentuk teman mereka bertambah, memperoleh informasi, me‐ nambah pengetahuan dan juga
menghibur. Namun melalui FB juga, waktu remaja banyak terbuang karena tanpa
mereka sadari FB cenderung membuat kecanduan serta lupa waktu meski mayoritas
dari mereka menggunakan FB di waktu senggang.
Sumber: httpbalitbang.kominfo.go.idbalitbangbppki-yogyakartafiles20120601-HUBUNGAN-PENGGUNAAN-SITUS-JEJARING-SOSIAL-FACEBOOK-TERHADAP-PERILAKU-REMAJA
Jurnal 3
PERANAN INTERNET
TERHADAP GENERASI MUDA
DI DESA TOUNELET
KECAMATAN LANGOWAN BARAT
MARCELINO SUMOLANG
Penelitian ini
ingin mengetahui seberapa jauh peran internet terhadap generasi muda di desa
Tounelet Kecamatan Langowan Barat. Hasil penelitian dengan menggunakan metode deskriptif,
menemukan bahwa ternyata internet benar-benar telah menjadi kebutuhan
sehari-hari mereka, baik untuk hiburan, pendidikan, maupun untuk memperoleh
informasi dan pengetahuan secara global meskipun mereka menyadari bahwa
internet tidak hanya memiliki manfaat positif, namun juga dapat membawa dampak
negatif bagi kehidupan mereka selaku generasi muda.
Pada zaman modern seperti saat ini, banyak
masyarakat kita sudah tidak asing lagi dengan keberadaan internet mulai dari
orang tua, para generasi muda, hingga anak SD pun mengenalnya. Bahkan adanya
internet sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat
dan kebanyakan sudah menjadi sebagai gaya hidup seseorang. Adanya internet
memudahkan kita untuk melakukan komunikasi dengan orang lain. Melalui internet
orang dapat melakukan komunikasi dengan seseorang bahkan dengan beberapa
komunitas sekaligus, namun sayangnya
penggunaan internet justru terkadang bergeser kepada hal-hal yang negatif, ini
harus menjadi perhatian seluruh komponen masyarakat terutama bagi generasi
muda, karena bagaimanapun internet tetap dibuthkan sebagai sarana informasi dan
komunikasi yang bersifat global. Fenomena sekarang ini menunjukkan bahwa
internet disalahgunakan seperti mengakses situs pornografi. Pornografi
merupakan masalah yang membawa dampak cukup besar bagi kelangsungan masa depan
generasi muda, demikian juga kecenderungan generasi muda terhadap game
online maupun offline. Games memberikan dampak yang buruk juga jika
dimainkan secara berlebihan.
LANDASAN
TEORI
Yang menjadi landasan teori dalam
penelitian ini adalah Teori Uses And Gratifications teori ini merupakan
pengembangan dari model jarum Hipodermic. teori ini tidak tertarik untuk
membicarakan apa yang dilakukan oleh media terhadap khalayaknya, melainkan apa
yang dilakukan khalayak terhadap media. dalam teori Uses And Gratifications
memberikan gambaran jelas bahwa media dapat memberi informasi dan interpretasi
tentang masalah-masalah umum, sebagai alat untuk kehidupan sehari-hari dan alat
untuk rileks dan sebagai bagian kegiatan sehari-hari. Untuk itu Uses and
Gratifikations dalam kaitannya dengan penelitian ini adalah bagaimana internet
dapat dimanfaatkan oleh generasi muda desa Tounelet kecamatan Langowan atau
penggunaan media internet sehingga dapat terpenuhi kebutuhan-kebutuhan seperti
bertambahnya pengetahuan generasi muda, dapat mengisi waktu lowong, serta
informasi dari berbagai daerah bahkan negara-negara lain, sehingga media dalam
hal ini Internet dapat memberi peran yang signifikan bagi generasi muda Desa
Tounelet Kecamatan Langowan Barat.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif dalam Rahkmat (2007) menjelaskan bahwa metode Deskriptif disini
hanya memaparkan situasi atau peristiwa yang terjadi dalam penelitian juga
menggambarkan hasil penelitian jadi penelitian ini tidak mencari atau
menjelaskan hubungan,dan juga tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi
tetapi hanya menggambarkan dan medeskripsikan hasil penelitian ini.
Variabel penelitian menggunakan
variabel tunggal yaitu Peranan Internet Pada Generasi Muda Di Desa Tounelet
Kecamatan Langowan Barat secara operasional didefenisikan bagaiman internet
yang merupakan bagian dari teknologi komunikasi massa dapat memberikan
informasi bagi generasi muda didesa Tounelet Kecamatan Langowan artinya dengan
penggunaan internet bagi generasi muda dapat memberi sumbagan positif bagi
generasi muda yaitu bertambanhnya penegetahuan
Variabel tersebut dapat diukur
dengan indikator-Indikator sebagai berikut:
Frekuensi Penggunaan Internet
Durasi Penggunaan Internet
Isi Pesan yaitu Informasi yang
didapatkan oleh pengguna
Bertambahnya Pengetahuan Dengan
Menggunakan Internet
Dampak Internet
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
Dikaitkan dengan teori Uses And
Gratifications, memberikan gambaran jelas bahwa media dapat memberikan
informasi dan interpretasi tentang masalah-masalah umum dalam masyarakat lebih
khusus pada Generasi Muda di Desa Tounelet, sebagai alat untuk kehidupan
sehari-hari, dan alat untuk rileks sebagai bagian kegiatan sehari-hari.
Uses and Gratifikations dalam kaitannya dengan penelitian
ini adalah bagaimana internet dapat dimanfaatkan oleh generasi muda Desa
Tounelet Kecamatan Langowan Barat sebagai bentuk pemenuan kebutuhan-kebutuhan
untuk menambah pengetahuandan wawasan generasi muda, dapat mengisi waktu luang,
serta kebutuhan informasi dari berbagai daerah bahkan dari negara-negara lain
yang cepat didapat, sehingga media dalam hal ini Internet dapat memberi manfaat
dan peran yang signifikan bagi mereka.
Berdasarkan analisis dan
pembahasan hasil penilitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa Internet sangat
berperan terhadap Generasi Muda di Desa Tounelet Kecamatan Langowan Barat.
Internet dapat berperan baik secara positif maupun negatif terhadap kehidupan
generasi muda Desa Tounelet.
Jurnal 4
Perilaku
Penggunaan Internet
pada Kalangan Remaja di Perkotaan
Astutik Nur
Qomariyah
Sejak pertama
kali diperkenalkan kepada masyarakat dunia dalam suatu demonstrasi di International
Computer Communication Conference (ICCC) pada bulan oktober 1972, internet
telah mengalami perkembangan pesat. Dari yang semula hanya beberapa node di lingkungan
ARPANET (Advanced Research Projects Agency NETwork), internet diperkirakan
mempunyai lebih dari 100 juta pengguna pada Januari 1997. Pada akhir tahun 2000,
diperkirakan terdapat lebih dari 418 juta pengguna yang terus naik menjadi 945
juta pengguna di akhir tahun 2004 (Pendit, 2005: 104). Dan, berdasarkan sebuah
situs yang bernama Internet World Stats, diketahui bahwa jumlah pengguna
internet di dunia hingga bulan Maret 2008 mencapai angka 1.407.724.920. Hal ini
mengindikasikan bahwa kehadiran internet sebagai media informasi dan komunikasi
semakin diterima dan dibutuhkan oleh masyarakat dunia.
Tidak
dipungkiri, internet memang membawa begitu banyak kemudahan kepada penggunanya.
Beragam akses terhadap informasi dan hiburan dari berbagai penjuru dunia dapat
dilakukan melalui satu pintu saja. Internet juga dapat menembus batas dimensi kehidupan
penggunanya, waktu, dan bahkan ruang sehingga internet dapat diakses oleh siapapun,
kapanpun dan dimanapun. Hanya dengan fasilitas search engine situs pencari
informasi pengguna internet dapat menemukan banyak sekali alternatif dan
pilihan informasi yang diperlukannya dengan mengetikkan kata kunci di form yang
disediakan. Begitu mudahnya sampai seringkali pengguna internet tidak percaya
dengan hal-hal, ide-ide besar atau informasi penting yang tersimpan di
belantara situs-situs internet. Namun, dibalik kemudahannya tersebut kehadiran
internet juga dapat membawa sisi buruk bagi penggunanya. Yang paling nyata dan
merusak adalah item-item asusila yang tak bermoral yang dengan mudah dapat
diakses di jaringan internet.
Dilema yang
dihadapi para pihak sekolah di Indonesia saat itu merupakan hal wajar, karena
mereka merasa paranoid jika siswa-siswinya akan mudah terpengaruh dampak
negative dari internet. Terlebih selama ini sudah banyak dilakukan penelitian
tentang dampak negative yang ditimbulkan dari penggunaan internet, terutama
pengaruh buruk akan hadirnya berbagai bentuk pornografi terhadap kalangan
remaja. Sebagaimana yang dikatakan oleh beberapa ahli bahwa penggunaan internet
di sekolah sebaiknya perlu mendapatkan perhatian, karena melalui internet
siswa-siswi tidak saja bisa mengakses sumber-sumber yang relevan dengan pendidikan,
tetapi bisa juga dimungkinkan untuk mengakses sumber-sumber yang tidak ada hubungannya
dengan pendidikan atau bahkan bersifat negatif. McNealy (1999) menyatakan bahwa
memberikan kesempatan kepada siswa untuk duduk di depan komputer dan menggunakan
internet adalah tidak lebih memberikan kesempatan kepada mereka untuk duduk
menonton TV. Kemudian Lawrence dan Glies (1999) memperkirakan bahwa lebih dari 800
juta website yang ada, hanya sekitar sekian juta yang menampilkan pendidikan
yang dianggap cukup bernilai untuk anak SMP dan SMA.
Dari apa yang
diungkapkan beberapa responden yang mayoritas mengenal dan menggunakan internet
ketika memasuki masa remaja awal ini mengenai alasan yang mendorong mereka
pertama kalinya mengenal dan menggunakkan internet pertama kalinya mereka yang
lebih disebabkan oleh pengaruh atau ajakan teman-teman sebayanya dan juga lebih
menjadikan teman sebayanya tersebut sebagai sumber belajar pertama kali dalam menggunakan
internet tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa ini ada kaitannya dengan pengaruh
peer groups (teman sebaya) yang selalu melingkupi kehidupan sosial mereka, dimana
remaja lebih menjadikan teman sebayanya untuk mempelajari segala sesuatu atau hal-hal
baru yang sebelumnya tidak ditemui dalam hidupnya, termasuk dengan kecanggihan teknologi
internet, dari pada orang yang lebih tua di sekitarnya (seperti guru, orang
tua, atau saudara).
Kepentingan
Penggunaan Internet pada Kalangan Remaja di Perkotaan dari sejumlah aktivitas
internet yang diajukan peneliti saat melakukan penyebaran kuesioner ditemukan
bahwa terdapat beberapa aktivitas internet yang dilakukan kalangan remaja di perkotaan,
antara lain:
- Mencari
sumber-sumber/bahan-bahan terkait dengan mata pelajaran atau tugas sekolah
- Mencari
informasi kesehatan
- Mencari berita
atau informasi peristiwa-peristiwa terkini yang terjadi di dunia, baik di
dalam negeri maupun luar negeri
- Mencari
informasi pendidikan selanjutnya
- Mencari
informasi terkait dengan hobi atau minat, seperti: otomotif, membaca buku, dll.
- Mencari
informasi hiburan
- Mengirim atau
menerima pesan email
- Mengunjungi
situs social networking, seperti: friendster, facebook,myspace,dll.
- Mencari
gambar, seperti: kartun, wallpaper, screen saver, artis yang disukai, dll
- Chatting
dengan teman atau orang lain
- Men-download
lagu
- Mengirim atau
menerima pesan email
- Bermain game
online
- Mengunjungi
situs-situs pornografi
- Blogging
- Membeli produk
secara online, misalnya buku, musik, mainan atau pakaian
- Membaca komik
online
KESIMPULAN
Berdasarkan
aspek intensitas penggunaan internet, sebagian besar remaja perkotaan lebih
sering mengakses internet di warnet meskipun di sekolah mereka terdapat
fasilitas internet yang dapat dimanfaatkan secara free (baik di laboratorium
komputer atau perpustakaan sekolah). Frekuensi internet yang digunakan bagi
remaja perkotaan yang sering mengakses internet di rumah cenderung lebih sering
dengan durasi setiap kali mengakses internet lebih lama dibandingkan dengan
remaja perkotaan yang sering mengakses internet di tempat lainnya, seperti:
warnet, sekolah atau wifi area. Dari jumlah waktu penggunaan internet per bulan
menunjukkan bahwa pada umumnya kalangan remaja di perkotaan yang sering
mengakses internet di rumah termasuk dalam kategori heavy users (pengguna
internet yang menghabiskan waktu lebih dari 40 jam per bulan). Sedangkan remaja
di perkotaan yang sering mengakses internet di warnet dan memanfaatkan wifi area
publik sebagai tempat akses internet mereka dikategorikan sebagai medium users
(pengguna internet yang menghabiskan waktu antara 10 sampai 40 jam per bulan).
Sementara itu, bagi remaja di perkotaan yang sering mengakses internet dengan
memanfaatkan layanan internet yang tersedia di sekolah menunjukkan bahwa pada
umumnya mereka tergolong sebagai light users (pengguna internet yang
menghabiskan waktu kurang dari 10 jam per bulan).
Kalangan remaja
di perkotaan menggunakan internet untuk untuk empat dimensi kepentingan, yaitu
informasi (information utility), aktivitas kesenangan (leisure/fun activities),
komunikasi (communication), dan transaksi (transactions). Meskipun dari keempat
kepentingan penggunaan internet tersebut aktivitas-aktivitas internet yang
dilakukan kalangan remaja di perkotaan lebih banyak ditujukan untuk aktivitas
kesenangan (leisure/fun activities) dari pada untuk kepentingan lainnya, namun
aktivitas internet yang paling banyak dilakukan mereka adalah mencari sumber
atau bahan terkait dengan tugas atau pelajaran sekolah.
jurnal 5
subjective well being mahasiswa yang menggunakan internet secara
berlebihan
Novrita Ade Putri
Pada saat ini
internet merupakan media yang hamper digunakan oleh semua orang dari berbagai
kalangan usia. terdapat dampak positif dan negative yang dihasilkan dari
pengguna internet. Salah satu dampak negatifnya adalah penggunaan internet yang
berlebihan membuat individu menjadi ketergantungan pada internet. Individu yang
mengalami problematic internet use akan cenderung menunjukkan emosi negative
dalam kehidupan sehari harinya, sehingga diduga
akan berkaitan dengan subjective wll being.
Jumlah pengguna
internet meningkat dari tahun ketahun, menurut data asosiasi penyelenggara jasa
internet diindonesia mencapai 1,2 juta pada tahun 2006, meningkat hingga hamper
mencapai 2,4 juta pada tahun 2011. Indonesia menduduki peringkat ke 8 pengguna
internet terbanyak didunia dan pengguna internet diindonesia mencapai 39 juta
orang. Internet memberikan dampak positif maupun negative bagi penggunanya.
Dampak positif digolongkan menjadi empat kategori antara lain sebagai media
komunikasi, media pertukaran data, media mencari informasi atau data dan untuk
manfaat komunitas (Herring, 1996). Dampak negative dari internet salah satunya
adalah membuat tidak sedikit individu menjadi sangat bergantung pada internet sehingga
menjadi kecanduan terhadap internet.
Menurut Young (2005)
dampak yang dihasilkan dari pengguna internet yang berlebihan antara lain kehilangan pekerjaan atau
kesempatan dalam meraih karir, serta pendidikan yang lebih baik. Kehilangan
kesempatan dalam menjalin relasi yang baik dengan lingkungan sekitar, menjalin
hubungan yang tidak baik dengan keluarga. Dan menggunakan internet sebagai
media untuk menghindari masalah yang mungkin sedang dihadapi.
SUBJEK
Penelitian ini
menggunakan mahasiswa semester 7 fakultas psikologi universitas Surabaya yang
berusia 18 hingga 25 tahun dan tergolong pengguna internet berlebihan, yaitu
menggunakan internet 3 jam minimal setiap harinya.
METODE PENELITIAN
Focus penelitian ini
adalah subjective well being mahasiswa yang menggunakan internet secara
berlebihan. subjective well being mahasiswa yang menggunakan internet secara
berlebihan dalam penelitian ini adalah bagaimana mahasiswa akan mengevaluasi
kehidupannya, baik secara kognitif yaitu dalam bentuk kepuasan hidup dan
afektif yaitu reaksi emosi dan suasana
hati yang positif maupun negative .
Instrument
pengambilan data dalam penelitian ini
adalah angket, angket terbuka digunakan untuk mengetahui status demografis
subjek dan informasi lain yang dibutuhkan terkait IPK. Angket tertutup yang
digunakan adalah statisfaction with life
scale dari diener et al (1985). Data yang diperoleh kemudian diolah dengan
menggunakan visual binning pada program spss for windows version 16.
Penelitian ini
merupakan penelitian deskriftif yang menggunakan tekhnik analisis cluster.
Analisis cluster merupakan tekhnik analisis data yang mengelompokkan objek
kekelompok kelompok yang memiliki karakteristik yang sama ( Hair et al, 1998).
KESIMPULAN
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa motif pengguna internet berkaitan dengan tuntutan akademis.
Level of problematic internet use seluruh kelompok yang tidak tergolong tinggi,
dan negative out comes seluruh kelompok yang tergolong rendah ini dapat
menjelaskan problematic internet use subjek tidak berkaitan dengan subjective
well being, akan tetapi lebih baik berkaitan pada domain statisfaction subjk
pada area area kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar